Blubuk Blubuk Fishery

Selamat datang di website kami. Kami memberikan beberapa jasa pelayanan berkaitan dengan perikanan untuk anda. Anda Puas Kami Senang Kunjungi juga laman kampus kami !

My Fish My Entrepreneur

Politeknik Ahli Usaha Perikanan Penyuluhan Perikanan

Layanan Kami Dari Taruna

Jasa Desain

Menerima Jasa Pembuatan Label Produk, Pamflet, Brosur, Logo, dan Sebagainya.

Read More

Jasa Penjualan Produk

Pengiklanan Berbagai Produk Perikanan Yang di Kembangkan Taruna/i Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Read More

Jasa Pengetikan

Membuka Jasa Pengetikan Berbagai Tugas

Read More

Jasa Konsultasi

Kami Membuka Jasa Konsultasi yang Berhubungan Dengan Dunia Perikanan

Read More

Postingan Terbaru

Kamis, 06 Mei 2021

Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Daerah Penangkapan Ikan Pesisir

Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Daerah Penangkapan Ikan Pesisir

 

Beberapa faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap daerah penangkapan ikan yang berada di daerah pesisir. Hal itu karena di pesisir pantai massih banyak mobilitas manusia yang tentunya dapat menganggu habitat lingkungan hidup ikan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan berlangsung. Ketika lingkungan masih terjaga secara otomatis ikan ataupun organisme lainya akan mampu bertahan di habitat tersebut. Tetapi ketika lingkungan sudah tidak terjaga maka justru akan mengganggu habitat ikan dan ikan tidak akan berada di lingkungan pesisir lagi sehingga nelayan pesisir akan kesulitan untuk menemukan ikan.

      Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain yaitu iklim, proses pantai, tingkat laut relative, aktivitas manusia, dan anggaran sedimen pesisir. Iklim sangat berpengaruh terhadap daerah penangkapan ikan di wilayah pesisir. Hal yang mempengaruhi yaitu suhunya, ketika iklim panas maka suhu di wilayah pesisir akan tinggi sehingga sangat menggangu keberadaan ikan. Karena padda suhu tinggi ikan akan merasa tidak nyaman dan akan berpindah tempat menuju tempat yang suhunya tidak terlalu tinggi. Selain suhu, iklim juga berpengaruh terhadap proses transpirasi fytoplaknton. Iklim yang panas dengan terik matahari maka proses pemasakan makanan atau fotosintesis akan berjalan dengan cepat dan maksimal sehingga energi berupa oksigenpun yang dihasilkan akan maksimal. Iklim juga berpengaruh terhadap proses pengendapan bahan organik di wilayah pesisir yang relative dangkal. Ketika panas dan tembus sampai didasar maka akan terjadi proses upwelling sehingga bahan organic yang seharusnya mengendap akan naik ke atas permukaan. Selain itu juga berpengaruh terhadap proses penguapan yang ada di perrmukaan laut. Ketika suhu tinggi maka proses penguapan akan berjalan dengan cepat.

      Faktor selain iklim yaitu proses pantai. Proses disini maksutnya adalah kejadian-kejadian alami yang berada di pantai. Proses pantai yang dimaksud seperti ombak, arus sejajar, pasang surut, angin dan badai. Hal-hal tersebut mempengaruhi keberaadan ikan dan habitat lainya. Ketika habitanya terganggu maka secara otomatis ikan akan berpindah ke tempat yang menurut mereka nyaman.

      Faktor lingkungan yang juga mempengaruhi daerah penangkapan ikan pesisir yaitu tingkat laut relative. Tingkat laut relative meliputi penurunan tektonik, penurunan pemadatan, perubahan permukaan laut global, perubahan permukaan laut setempat. Hal-hal tersbut dapat mempengaruhi daerah penangkapan ikan karena kondisi lingkungan yang mendukung atau tidaknya untuk ikan melakukan kehidupan di area tersebut.

      Kemudian ada faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan terkait dengan faktor lingkungan itu sendiri yaitu aktivitas manusia. Manusia inilah yang seharusnya dapat menjaga wilayah pesisir agar tetap lestari dan habitat ikan dapat terjaga. Namun yang terjadi sekarang manusia justru merusak lingkungan. Lingkungan yang sehaarusnya terjaga saat ini malah dirusak untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Hal-hal tersebut harus dihindari dan harus diawasi oleh pemerintah. Ketika membangun pabrikpun limbah harus diolah jangan sampai masuk ke laut dan mencemari laut. Faktor terakhir yaitu anggaran sedimen yang dapat mempengaruhi daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan dapat terganggu ketika terjadi erosi pantai, debit sungai yang terlalu besar dan sudah tercemar, dan juga deposito lepas pantai.

Daerah Penangkapan Ikan ( Fishing Ground )

Daerah Penangkapan Ikan ( Fishing Ground )

 

Daerah penangkapan ikan adalah daerah dimana populasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan yang diburu oleh nelayan ataupun kapal-kapal penangkap ikan skala industri dengan menggunakan alat tangkap dan teknologi yang semakin canggih. Suatu wilayah dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi daerah penangkapan ikan :

a.       Kemampuan sumberdaya manusia

Tenaga kerja merupakan sumberdaya manusia yang memiliki potensi, kemampuan, dan berperan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada. Kemampuan SDM perikanan dalam melakukan penangkapan sangatlah diperlukan untuk mengetahui letak dimana posisi ikan berada dan bagaimana cara menangkapnya. Sehingga ketika SDM perikanan memiliki kemampuan itu maka hasil yang didapatkan dari kegiatan penangkapan ikan pun akan optimal. SDM perikanan pun juga harus memiliki kemampuan untuk berpikir bagaimana cara menjaga laut ini agar tetap lestari dan juga tetap menghasilkan sumber daya ikan yang berkelanjutan. Kemampuan SDM dalam menjaga laut mungkin dapat diterapkan dengan cara penangkapan ikan yang sewajarnya saja tidak berlebihan, menggunakan alat tangkap yang sesuai dengan kebutuhan ikan yang akan di tangkap, dan juga kemampuan untuk bagaimana mengelola usaha penangkapan ikan nya agar tetap berjalan dan mungkin mengganti pekerjaan lain ketika di kondisi musim tertentu yang mungkin tidak memungkinkan untuk berlayar.

b.      Alat penangkapan ikan

Alat penangkapan ikan disini identik dengan kapal yang digunakan. Kapal yang digunakan sangat menentukan daerah penangkapan ikan. Jaman dulu karena belum ada alat canggih mungkin untuk menentukan daerah penangkapan ikan hanya dengan penalaran saja. Akan tetapi, alat yang digunakan untuk mendeteksi daerah penangkapan ikan sudah cukup canggih dengan menggunakan teknologi sehingga daerah penangkapan ikan sangat mudah untuk ditemukan. Ketika nelayan menggunakan kapal kecilpun mereka tidak akan berani berlayar jauh-jauh untuk menemukan daerah penangkapan ikan. Akan tetapi jika menggunakan kapal-kapal yang ukuranya besar dapat berlayar jauh untuk memperoleh daerah penangkapan ikan. Hal itu karena kapal besar mampu menampung bahan bakar, bahan makanan, dll yang jumlahnya cukup banyak untuk bekal selama berlayar.

c.       Metode penangkapan ikan

Metode penangkapan ikan yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan berpengaruh terhadap penentuan dimana lokasi daerah penangkapan ikan. Metode penangkapan ikan yang digunakan harus sesuai dengan target daerah penangkapan ikan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai contoh ketika seorang nelayan menggunakan metode penangkapan model purshein lingkar maka daerah penangkapan haruslah daerah yang arusnya tenang. Ketika daerah penangkapan ikan tersebut terdapat arus dan yang kita gunakan adalah alat tangkap jenis purshein maka kita akan kesusahan untuk melingkarkan jarring, sehingga hasil tangkapan akan kurang maksimal.

d.      Daerah penangkapan ikan

Daerah penangkapan ikan sendiri sangat berpengaruh untuk nelayan dimana mereka akan melakukan penangkapan. Derah penangkapan ikan harus memiliki sumber daya ikan yang melimpah dan merupakan habitat yang baik untuk ikan tersebut. Daerah penangkapan ikan merupakan area yang mudah dijangkau nelayan dan nelayan dimudahkan menggunakan alat tangkapnya untuk menangkap ikan. Selain itu daerah penangkapan ikan juga harus merupakan lokasi yang bernilai ekonomis agar mampu mengembalikan modal nelayan yang digunakan untuk melaut.

Daerah penangkapan ikan ( fishing ground )adalah daerah dimana populasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan yang diburu oleh nelayan ataupun kapal-kapal penangkap ikan skala industri dengan menggunakan alat tangkap dan teknologi yang semakin canggih. Daerah tersebut merupakan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis.

Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Akan tetapi ketika suatu wilayah perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, arus, suhu, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan.

Adapun beberapa penyebab ikan berkumpul di suatu perairan dan menjadi target daerah penangkapan ikan karena ada beberapa alasan :

1.       Ikan-Ikan tersebut memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya.

2.       Daerah tersebut memiliki sumberdaya makanan sehingga ikan berkumpul untuk memperoleh makanan.

3.       Mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya.

Ada beberapa karakteristik yang menjadikan daerah tersebut dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan. Pertama, DPI merupakan daerah yang mudah dijangkau oleh nelayan dan nelayan mudah menggunakan alat tangkapnya untuk menangkap ikan. Kedua, DPI merupakan tempat atau habitat yang baik untuk ikan hidup dan DPI memiliki kondisi dimana ikan mudah datang bersama-sama. Ketiga, DPI harus bertempat di lokasi yang memiliki nilai ekonomis. Dalam menentukan daerah penangkapan ikan juga dipengaruhi oleh parameter oseanografi. Parameter oseanografi terbagi menjadi parameter fisika, kimia, dan juga biologi. Dari parameter-parameter tersebut saling berhubungan sehingga sangat berpengaruh terhadap daerah penangkapan ikan.

Jenis ikan yang ada dalam daerah penangkapan ikan juga beragam dan terbagi menjadi ikan pelagis dan demersal. Ikan pelagis dituntun oleh instingnya mengikuti arus musiman, bergerak sesuai temperatur perairan dan mencari makanan dan tempat memijah di suatu perairan. Pergerakan ini disebut ruaya (migration), dan pengalaman ruaya mereka selalu lebih baik sepanjang tahun. Ruaya untuk mencari makanan disebut food-seeking ground (pencarian daerah makanan). Sedangkan ikan demersal merupakan jenis ikan yang cenderung berada di permukaan dasar dan harus menggunakan alat tangkap tertentu untuk dapat menangkap jenis ikan ini.

Daerah penangkapan ikan (DPI) berdasarkan Klasifikasi adalah sebagai berikut :

Berdasarkan Daerah Operasinya.

1.       Littoral Zone Fishing Ground (DPI perairan pantai)

2.       Coastal Fishing Ground (DPI perairan pesisir)

3.       High Sea Fishing Ground (DPI perairan lepas pantai)

4.       Island Waters Fishing Ground (DPI perairan kepulauan)

Berdasarkan Alat dan Metode Penangkapannya

1.       Fixed Trap Net Fishing Ground (DPI perangkap menetap)

2.       Lift Net Fishing Ground (DPI jaring angkat)

3.       Purse Seine Fishing Ground (DPI pukat cincin)

4.       Trawl Net Fishing Ground (DPI trawl / pukat hela)

5.       Gill Net Fishing Ground (DPI jaring insang)

Berdasarkan Jenis Ikan Target Penangkapan

1.       Sardine Fishing Ground (DPI Ikan Sarden)

2.       Mackerel Fishing Ground (DPI Ikan Layang)

3.       Bonito Fishing Ground (DPI Ikan Tongkol dan Cakalang)

4.       Tuna Fishing Ground (DPI Ikan Tuna dan sejenisnya)

5.       Shrimp Fishing Ground (DPI Udang-udangan)

6.       Scad Fishing Ground (DPI Ikan Selar)

Berdasarkan Habitat Ikannya.

1.       Demersal Fishing Ground (DPI Ikan-ikan di perairan dasar)

2.       Pelagic Fishing Ground (DPI Ikan-ikan pelagis / permukaan)

3.       Shallow Fishing Ground (DPI Ikan-ikan di perairan dangkal)

Berdasarkan Kedalaman Perairannya.

1.       Shallow Sea Fishing Ground (DPI laut dangkal)

2.       Deep Sea Fishing Ground (DPI laut dalam)

Berdasarkan Nama Perairannya.

1.       Daerah Penangkapan Ikan Laut Cina Selatan

2.       Daerah Penangkapan Ikan Laut Banda 

3.       Daerah Penangkapan Ikan Samudera Hindia

4.       Daerah Penangkapan Ikan Laut Arafura

Berasarkan Letak Perairannya.

1.       Daerah Penangkapan Ikan perairan Laut

2.       Daerah Penangkapan Ikan perairan Sungai

3.       Daerah Penangkapan Ikan perairan Danau

4.       Daerah Penangkapan Ikan perairan Rawa

Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP yaitu:

1.       WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;

2.       WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda;

3.       WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat;

4.       WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan;

5.       WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;

6.       WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali;

7.       WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;

8.       WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau;

9.       WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera;

10.   WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik;

11.   WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.


BISNIS MODEL KANVAS USAHA BUDIDAYA IKAN LELE PEMBESARAN

BISNIS MODEL KANVAS USAHA BUDIDAYA IKAN LELE PEMBESARAN

 

BISNIS MODEL KANVAS

USAHA BUDIDAYA IKAN LELE PEMBESARAN

 


Penjelasan :

1.       Value Proposition

Value proposition adalah elemen penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pelaku usaha jika ingin produk atau layanannya dipilih oleh pelanggan. Usaha budidaya ikan lele saya pilih karena nilai kandungan gizi yang ada dalam ikan lele cukuplah tinggi sehingga dapat menarik minat konsumen untuk memakan ikan lele. Hal ini dikarenakan Angka Konsumsi Ikan di Kabupaten Magelang masih sangat rendah sehingga dengan melakukan usaha budidaya ikan lele diharapkan dapat meningkatkan Angka Konsumsi Ikan khususnya di daerah saya. Saya mempunyai ide untuk mengembangkan usaha budidaya ikan lele dikarenakan lahan di samping rumah saya yang masih kosong dan tidak termanfaatkan. Karena lahan tersebut lahan yang kritis dan tidak cocok untuk pertanian, maka saya bangun kolam-kolam untuk usaha budidaya ikan lele. Saya memilih ikan lele karena ikan lele sendiri mudah diterima di masyarakat luas karena dagingnya yang empuk dan durinya tidak terlalu banyak.

2.       Customer Segment

Customer Segment atau segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Dalam hal ini beberapa target pasar saya kelompokkan menjadi beberapa segment :

1.       Pembudidaya ikan lele

Biasanya ketika lele yang saya budidayakan sudah ukuran remaja, maka akan ada konsumen pembudidaya ikan lele yang membeli dan kemudian dibesarkan lagi.

2.       Pengolah ikan lele

Ketika lele sudah ukuran konsumsi, target pasar adalah para pengolah ikan lele sebagai produk-produk olahan. Dengan menyediakan bahan baku ikan lele maka pengolah ikan akan membeli ikan lele yang saya budidayakan.

3.       Pengepul ikan lele

Target pemasaran ikan lele kepada pengepul adala opsi terakhir. Karena biasanya ketika dijual kepada pengepul harganya cukup murah.

3.       Channels

Channels adalah entitas yang digunakan oleh organisasi bisnis untuk membuat value proposition yang sudah dibuat itu 'sampai' ke konsumen. Dalam hal ini yang saya gunakan sebagai media untuk membuat usaha saya dapat ditemui oleh ke konsumen yaitu dengan cara berikut:

1.       Pamflet

Dengan memasang pamphlet dijalan ataupun di depan rumah.

2.       Media Sosial

Dengan memasang iklam melalui whatsapp, facebook, atau Instagram.

3.       Promosi langsung

Dengan menawarkan secara langsung kepada pembeli atau ke pembudidaya ikan, dan meminta bantuan kepada pembudidaya ikan untuk membantu menawarkan produk saya.

4.       Customer Relationships

Customer relationship ialah strategi pemasaran terbaik dalam mempertahankan  klien, konsumen, atau pelanggan yang telah ada dengan cara mengelolanya agar melakukan pembelian berulang, sehingga konsumen tidak akan lari ke kompetitor. Adapun strategi saya yaitu dengan memberikan diskon kepada pembeli yang membeli ikan lele saya banyak. Ketika mengambil lebih dari 20 kg diskon 5% dan jika mengambil lebih dari 50 kg diskon 10%,

5.       Revenue Streams

Revenue Stream merupakan istilah yang disadur dari Bahasa Inggris yang jika dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia memiliki arti aliran pendapatan. Pendapatan akan saya dapatkan dari penjualan ikan lele yang saya budidayakan baik yang masih ukuran remaja ataupun konsumsi. Untuk harga lele remaja lebih mahal dibandingkan dengan lele konsumsi.

 

 

 

6.       Key Resourches

Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas yang berisikan daftar sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan value proposition mereka. Sumber daya yang saya butuhkan untuk melakukan usaha budidaya ikan lele meliputi :

1.       Lahan untuk budidaya ikan lele

2.       Peralatan budidaya ikan lele

3.       Pakan, Probiotik, dan obat-obatan

4.       Gadget untuk pemasaran

7.       Key Activities

Key activities adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai. Adapun aktivitas yang kami lakukan selama kegiatan budidaya yaitu :

       Melakukan pembesaran dari bibit kecil hingga ukuran remaja atau konsumsi.

       Membeli bibit yang berkualitas dari pembenih ikan lele.

       Melakukan pemasaran hasil panen ikan lele.

8.       Key Patners

Key Patners berfungsi untuk kerjasama pengorganisasian aliran suatu barang atau layanan lainnya. Adapun patner yang saya ajak untuk bekerja sama :

       Pembudidaya ikan lele pembesaran

       Pengolah ikan lele di Kab.Magelang

       Pengepul ikan lele

       Keluarga

       Teman

        

9.       Cost Structure

Cost Stucture yaitu mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Biaya selama kegiatan budidaya terbagi menjadi beberapa biaya, yaitu :

       Pembelian benih ikan lele                                 20 %

       Pembelian pakan ikan lele                                 60 %

       Pembelian probiotik dan obat-obatan                 10 %

       Pembelian peralatan yang sudah rusak               5  %

       Biaya pemasaran                                              5 %

Our Blog

0 Tugas
Rata rata pekerjaan satu minggu
0 Pengunjung
Rata-rata pengunjung per minggu
4 Customer
Rata-rata pemebeli jasa per tahun

Our Team

Panggih Dwi Purnomo
CEO
Faiz Syahbana
Creative Designer
Pramadhita Dheanti
Sales Manager
Ana Fitrotun Nisa
Developer

Contact

Berbicara Dengan Kami

Kami dari Taruna/i Politeknik Ahli Usaha Perikanan jurusan Penyuluhan Perikanan Angkatan 56 membuat blog ini dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang dunia perikanan dan juga kami membuka beberapa jasa dengan tujuan untuk membantu customer dalam melakukan usaha atau aktivitasnya

Alamat:

Jl. Cikaret No.1,2 RW.01/RW.03, Kota Bogor, Jawa Barat 16132

Jam Kerja Kami:

Senin - Sabtu, 06.00 a.m - 21.00 p.m

Nomor WA:

081548339963

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

  Beberapa faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap daerah penangkapan ikan yang berada di daerah pesisir. Hal itu karena di pesisir p...

Continue reading

Cari Blog Ini

Facebook Like